Kekuatan Niat yang Ikhlas

Semoga Allah Swt mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. Karena meskipun kita melakukan sesuatu sampai bersimbah keringat, menghabiskan tenaga, terkuras pikiran kalau tidak ikhlas tidak ada nilainya di sisi Allah Swt. Mendidik atau mengasuh anak juga mengurus keluarga kalau niatnya hanya menjalankan tugas ayau menggugurkan kewajiban saja maka pasti ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut dermawan juga tidak akan memiliki nilai apapun.
Sangat luar biasa sekali pentingnya niat ini. Karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya berarti ia tengah bersiap-siap untuk membuang waktu, tenaga, harta, ataupun pikiran tanpa bernilai sedikitpun. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi teramat penting dan akan membuat hidup ini menjadi sangat mudah, indah dan jauh lebih bermakna.

Apakah Ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak mentertakan kepentingan pribadi ataupun imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan.
Konsentrasi orang yang ikhlas hanya satu, yaitu bagaimana agar yang dilakukannya diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Jadi kalau kita sedang mamasukkan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita sama sekali tidak sedang kemana-mana, tetapi pikiran kita fokus semata-mata kepada satu hal, yaitu bagaimana uang yang diinfaqkan itu diterima oleh Allah Swt.
Walhasil, orang yang ikhlas itu apapun yang dilakukan terkonsenmtrasi hanya kepada Allah saja. itulah ikhlas. Hal ini ditegaskan pula oleh Imam Ali bahwa "Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalan diterima oleh Allah Swt"

Tanda-tanda Ikhalas Seorang Hamba
Sungguh tidak akan risau dan khawatir hati kita jikalau kita bergaul dengan seorang hamba ahli ikhlas. Tidak takut ditipu, dikhianati atau juga dibohongi. Yang ada kita akan merasa nyaman, aman, tentram dan hatipun tidak terkotori oleh prasangka buruk yang tidak berguna.
Sikap, tutur kata, raut muka dan gerak geriknya senantiasa ia jaga dari maksud-maksud lain selain Allah. Pujian dan penghargaan makhluk sama sekali bukanlah tujuan dari setiap gerak-geriknya. Harapan yang tersemburat jauh dari lubuk hatinya adalah bagaimana agar keberadaan dirinya dapat mempersembahkan yang terbaik di hadapan manusia semata-mata karena Allah Swt saja. Pujian dan penghargaan bahkan cacian makhluk sama sekali tidak akan mengubah kualitas dan keikhlasan setiap amalnya.
Subhanallah, sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniakan oleh-Nya menjadi hamba ahli ikhlas. Beruntunglah bagi siapapun yang sikap dan kata-katanya tidak membuat orang lain kotor hati atau bahkan busuk hati. Bertuntunglah bagi siapapun yang pribadinya dilingkupi tanda-tanda ikhlas yang dikaruniakan-Nya.

berikut seperti apakah tanda-tanda seorang hamba ahli ikhlas itu?
Pertama, tidak mencari popularitas dan tidak menonjolkan diri. Karena ia sadar sehebat apapun ketenaran disisi manusia tiada kan berarti dihadapan Allah andaikata tidak memiliki keikhlasa.
Kedua, tidak rindu pujian dan tidak terkecoh pujian. Seorang hamba ahli ikhlas tidak rindu pujian dan penghargaan. Ketahuilah pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita, padahal kita tahu keadaan diri kita sendiri yang sebenarnya.
Ketiga, tidak silau dan cinta kepada jabatan. Di sisi Allah tidak pernah dinilai pangkat dan jabatan seseorang, namun yang dinilai adalah tanggung jawab terhadap amanah dari jabatan. Maka seorang hamba yang ikhlas tidak bangga dan ujub kareba jabatannya dan sebaliknya tidak minder karena jabatannya. Karena yang terpenting baginya adalah melakukan yang terbaik yang disukai dan diridhai Allah Swt.
Keempat, tidak diperbudak imbalan dan balas budi. Seorang hamba ahli ikhlas sangat yakin kepada janji dan jaminan Allah, baginya mustahil Allah memungkiri janji-janji-Nya, serta tidak akan pernah meleset sedikitpun sehingga tidak memusingkan imbalan dari makhluk, karena pertama, sadar bahwa makhluk tidak dapat memberikan apapun tanpa Allah yang menggerakkannya, makhluk hanya sekedar jalan sampainya apa yang diberikan Allah dan yang kedua karena sadar bahwa rejeki yang sesungguhnya adalah ketika dia ditakdirkan bisa berbuat amal kebajikan, karena tanpa pertolongan Allah tidak mungkin kita punya kesempatan dan kemampuan berbuat sesuatu. Jelasnya, bagi seoarang hamba ahli ikhlas rezekinya adalah ketika ia berbuat sesuatu bukan ketika mendapatkan sesuatu. Mengenai balasannya cukup dari Allah saja yang pasti akan datang, tidak akan meleset apalagi salah ngasih.
Kelima, tidak mudah kecewa. Seorang hamba Allah yang ikhlas yakin benar bahwa apa yang diniatkan dengan baik, lalu terjadi atau tidak yang dia niatkan itu semuanya pasti telah dilihat dan dinilai oleh Allah Swt. Seorang hamba ahli ikhlas sadar benar bahwa manusia hanya memiliki kewajiban menyempurnakan niat dan menyempurnakan ikhtiar.